Jerman di Mata Indonesia - Kemitraan strategis yang sedang disorot

Bagaimana pandangan masyarakat Indonesia terhadap Jerman?

Bagaimana upaya Jerman dalam hubungannya dengan negara yang secara geopolitik sangat penting di Asia Tenggara ini? Seberapa pentingkah Jerman bagi Indonesia saat ini? Apakah Indonesia memandang Jerman sebagai mitra yang dapat diajak bekerja sama untuk mencapai kepentingan dan nilai bersama?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan-pertanyaan serupa dijawab dalam serangkaian wawancara dengan sekitar 40 tokoh Indonesia dari bidang bisnis, politik, ilmu pengetahuan, media, masyarakat madani, seni budaya, agama dan olahraga, yang kini dirangkum dalam sebuah laporan penelitian: “Jerman di mata Indonesia - Kemitraan strategis yang sedang diteliti”.

Peran Indonesia yang semakin besar dalam perekonomian global, khususnya dalam G20, menjadikannya pemain penting dalam isu lingkungan dan iklim. Perkiraan memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat pada tahun 2030, didorong oleh populasi penduduknya yang masih muda, digitalisasi kota, infrastruktur yang kuat dan sumber daya yang melimpah yang sangat penting bagi transisi energi global. Stabilitas demokrasi, keramahan investasi, dan diplomasi non-blok Indonesia berkontribusi pada multilateralisme global, seperti yang ditunjukkan oleh KTT G20 (Bali 2022) dan KTT ASEAN (Jakarta 2023).

Bagi Jerman, Indonesia juga merupakan salah satu negara mitra global yang telah menjalin kerja sama yang kuat selama beberapa dekade. Dengan nilai-nilai kerja sama yang telah ada dan didorong oleh laju perubahan yang cepat di dunia, peluang-peluang baru bermunculan untuk membentuk kerja sama di masa depan, demikian menurut para responden.

Pengayaan, gagasan dan persepsi yang relevan bagi Jerman menurut para responden dapat ditemukan dalam studi "Jerman di mata Indonesia - Kemitraan strategis yang sedang diteliti".

Tersedia untuk diunduh di bawah ini